Kamis, 17 Maret 2011

Indonesia Butuh 3700 ahli Geothermal

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi panas bumi sangat besar di dunia. Setidaknya 40% potensi panas bumi dunia berada di Indonesia dan tersebar di berbagai kepulauan. Survei panas bumi mengindikasikan adanya 255 area prospek panas bumi di Indonesia, yaitu 84 prospek di Pulau Sumatera, 76 prospek di Pulau Jawa, 51 prospek di Pulau Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian Jaya, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan.

Melihat besarnya potensi yang ada, seharusnya kita juga memikirkan bagaimana SDM (sumber daya manusia) Indonesia bisa berperan dalam pengembangan itu. Demikian dikemukakan Sanusi Satar (Kepala Hubungan Pemerintah dan Kerja Sama Internasional, Asosiasi Panas Bumi Indonesia) dalam diskusi bertajuk “Harga BBM Naik, Saatnya Beralih ke Panas Bumi” yang diadakan oleh Majalah GEO ENERGI di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Kamis (17/03).

Untuk mempersiapkan SDM panas bumi yang dapat berperan serta secara aktif dan berkontribusi positif dalam kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemanfaatan panas bumi di Indonesia, dibutuhkan SDM yang memiliki pengetahuan terpadu, mulai dari hulu (eksplorasi dan pengembangan lapangan uap) hingga ke hilir (Pembangkit Listrik) serta memiliki kompetensi dalam eksplorasi, eksploitasi, utilisasi, manajemen, analisa keekonomian dan analisa lingkungan panas bumi. Untuk itu, lanjut Sanusi, training-training sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan tersebut.

Sanusi menegaskan, untuk panas bumi berkapasitas 50 MW membutuhkan 37 staf profesional. Ia memperkirakan dibutuhkan 30-50 tenaga ahli pertahun untuk pengembangan proyek-proyek panas bumi sebesar 1000 MWe. Perkiraan kebutuhan tenaga ahli tersebut diatas belum memperhitungkan kebutuhan tenaga ahli ilmu kebumian yang diperlukan untuk melakukan eksplorasi di 163 area prospek panas bumi yang saat ini belum dieksplorasi.

Perkiraan kebutuhan tenaga ahli panas bumi tersebut juga belum memperhitungkan kebutuhan tenaga ahli yang tidak terlibat secara langsung dalam proyek panas bumi, seperti perusahaan penyedia jasa (service company) dan lembaga pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Jika dihitung secara menyeluruh, saat ini Indonesia membutuhkan 3700 enginers dan spesialis panas bumi. Untuk itu diperlukan pelatihan khusus panas bumi. “Ini tantangan kita semua,” kata Sanusi yang juga menjabat sebagai Vice President External Relations and Security Star Energy tersebut. Made Sulanjana - Bali Review.